Peradaban
Lembah Sungai Eufrat dan Tigris
(MESOPOTAMIA)
1. Letak
Geografis
Daerah
lembah Sungai Eufrat dan Tigris lebih dikenal dengan sebutan daerah
Mesopotamia. Daerah itu sekarang terletak di daerah Irak. Mesopotamia berarti
daerah yang terletak di antara dua aliran sungai, yakni Sungai Eufrat dan
Sungai Tigris.
Daerah-daerah
yang terletak di sepanjang aliran Sungai Eufrat dan Tigris itu merupakan
daerah-daerah yang subur. Di luar daerah subur itu terbentang daerah-daerah
gurun, antara lain Gurun Hamada dan Gurun Nafud. Di sebelah timur aliran sungai
tersebut terdapat pegunungan Elbrus dan pegunungan Kurdistan.
Pada masa
lampau, Teluk Persia (Parsi) lebih menjorok ke dalam sehingga kota tua seperti
kota Uruk (Ur), Larsam, dan Lagash terletak di tepi pantai. Kota-kota ini
terkenal dalam kegiatan perdagangan di masa lampau. Namun, pada saat kota-kota
jauh di pedalaman.
2. Penduduk
dan Masyarakat
Daerah-daerah
di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun
bangsa Semit. Kehidupannya bersifat semi nomadic. Mereka hidup dari beternak
dan berdagang, namun setelah mendapat tanah-tanah yang subur, mereka mulai
hidup dari hasil pertanian. Daerah Mesopotamia memiliki potensi yang sangat
besar dalam dunia perdagangan. Para pedagang dapat melakukan aktivitas
perdagangannya melalui Sungai Eufrat dan Tigris.
Kira-kira
tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang
Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan juga pada
ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur). Kota-kota bangsa Sumeria menyerupai
kota-kota kuno di India seperti Mohenjo-Daro dan Harappa.
3. Pertanian
dan Pengairan
Pada
musim hujan (dari bulan Oktober sampai April) di Mesopotamia terjadi air bah
dari kedua sungai itu. Air menggenangi daerah-daerah di sepanjang aliran sungai
dan setelah surut meinggalkan lapisan lumpur yang amat subur. Di daerah-daerah
itulah masyarakat hidup bercocok tanam.
Salah
satu masalah utama bagi kerajaan-kerajaan yang menguasai Mesopotamia adalah
bagaimana memanfaatkan banjir untuk pertanian. Caranya ialah membuat system
pengairan yang baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk
menyalurkan dan menyimpan air yang berelebihan di masa banjir.
4. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Sejak
didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM), peradaban Mesopotamia telah
memperlihatkan keunggulan dibidang ilmu penegetahuan dan teknologi. Keunggulan
tersebut tampak dalam :
» Bidang Arsitektur
Orang Sumeria membangun kotanya menurut tata
aturan ota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata tanah liat.
Setiap bangunan didirikan menurut model yang dinamakan ziggurat. Kiranya model bangunan seperti ini mengandung makna
religious. Itulah sebabnya, model ziggurat paling tampak pada bangunan kuil
yang terletak di pusat kota.
» Kemampuan mengolah tanah
Mereka membuat cermin, tongkat-tongkat, kapak dan
perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga sudah pandai membuat pakaian lenan,
perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
» Bidang ilmu pengetahuan
Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun
perpustakaan tertua di dunia.
» Taman Gantung dibangun oleh
Bangsa Khaldea semasa kerajaan Babylonia.
5. Aksara
Orang-orang
Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku itu
antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hokum dan
undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan
peraturan-peraturan hokum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex
Hammurabi).
6. Penanggalan/Kalender
Orang-orang
Sumeria sudah mengenal system penanggalan atau system kalender yang dimaksudkan
untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu
dan musim berguna untuk menentukan waktu yang tepat untuk bercocok tanam,
perdagangan dan sebagainya.
Untuk
mempermudah memahami pengetahuan tentang memahami pengetahuan tentang
perputaran waktu dan musim, mereka membagi dan memepersingkat waktu ke dalam
jam, menit, dan detik, yaitu 24 jam menjadi satu hari, 30 hari menjadi satu
bulan, dan 12 bulan menjadi satu tahun.
7. Perekenomian
Kedudukan
wilayah bangsa Sumeriasangat strategis untuk perdagangan, karena terletak
antara Laut Tengah dan lembah Sungai Shindu yang telah ramai hubungan
dagangnya. Oleh karena itu, di daerah Sumeria ditemukan barang-barang yang di
hasilkan dari daerah lembah Sungai Shindu dan sebaliknya barang-barang dari
Mesopotamia juga ditemukan di daerah lembah Sungai Shindu.
8. Pemerintahan
Wilayah
Mesopotamia terdiri dari berbagai Negara kota. Antara Negara kota sering
terjadi peperangan. Negara kota yang kuat membawahi Negara kota yang lainnya.
Kepala Negara kota adalah seorang raja yang merangkap sebagai kepala agama.
Raja mengatur perekonomian dan memimpin pasukannya ke medan perang sehingga
peranan seorang raja sangat besar artinya bagi kehidupan dan kelangsungan
pemerintahan.
Kerajaan-kerajaan
yang pernah berkuasa di Mesopotamia di antaranya sebagai berikut:
a.
Kerajaan Sumeria
Kedatangan
bangsa Sumeria di daerah Mesopotamia mengahadapi berbaga bentuk rintangan alam,
tetapi berhasil mengatasinya. Kemenangan ini diabadikan dalam cerita dewata
(mitologi), saat Dewa Marduk berhasil membinasakan Dewa Tiamat (dewa yang
menguasai air).
Bangsa
Sumeria yang menempati daerah Mesopotamia mendirikan sebuah kerajaan dengan
pusat pemerintahannya terletak di kota Lagash dan selanjutnya di kota Uruk
(Ur).
Kekuasaan
tertinggi dipegang oleh seorang pendeta raja yang disebut Patesi. Pada tahun
2500 SM kerajaan Sumeria berhasil dikalahkan oleh raja Akkadia yang bernama
Raja Sargon.
b.
Kerajaan Akkadia
Bangsa
Akkadia termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir.
Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia. Di
bawah pimpinan Sargon, bangsa Akkadia melakukan serangan serta berhasil
menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan kerajaan Sumeria.
Mereka
mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walupun bangsa Akkadia berhasil
memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan
bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukannya.
Bangsa
Akkadia memuja banyak dewa. Mereka juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang
kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
c.
Kerajaan Babylonia Lama
Bangsa
Amoria yang termasuk rumpun bangsa Semit menguasai kerajaan Babylonia Lama.
Pada mulanya mereka berkuasa di daerah Syria. Raja Hammurabi merupakan raja
yang terkenal, karena menyusun undang-undang yang kemudian dipahat di atas
tiang batu.
Namun,
setelah raja Hammurabi meninggal, kerajaan Babylonia Lama yang besar dan maju
itu mulai lemah akibat serangan dari bangsa Hittite, dari arah barat (1900 SM).
Serangan-serangan itu meruntuhkan kerajaan Babylonia Lama.
d.
Kerajaan Assyria
Bangsa
Assyria yang tinggal di hulu sungai Eufrat dan Tigris berusaha menguasai daerah
Mesopotamia. Selama beberapa tahun bangsa Assyria berjuang melawan bangsa
Akkadia dan Sumeria. Bangsa Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut
dan menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut
untuk melindungi perdagangan. Upaya itu baru berhasil sekitar tahun 750 SM.
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, di antaranya Raja Sargon
II, Raja Sennacherib, Raja Assurbanipal.
Lambat
laun kerajaan Assyria semakin lemah dan kelemahan ini diketahui oleh bangsa
Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia selatan (bekas kekuasaan kerajaan
Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu
Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan
Assyria..
e.
Kerajaan Babylonia Baru
Setelah
berhasil meebut Ibu Kota Niniveh tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah pimpinan
raja Nabopalassar (Nabupalusur, Nabu berarti
melindungi anaknya) membangin kembali kerajaan Babylonia (atau disebut juga
dengan Babylonia Baru). Raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Babylonia
Baru di antaranya Raja Nabopalassar, Raja Nebukadnezar, Raja Nabonidus, dan
Raja Belshazzar.
Kerajaan
Babylonia Baru runtuh akibat serangan dari bangsa Media dan Persia pada tahun
539 SM.
f.
Kerajaan Persia
Di bawah
pimpinan Cyrus berdiri Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Pada
tahun 530 SM, Raja Cyrus menguasai sebagian dari daerah India bagian barat.
Namun dalam pertempuranmelawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia digantikan
olej anaknya yang bernama Cambysses.
Raja
Cambysses berhasil mengembalikan etentraman di dalam negeri. Bahkan pada tahun
525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir.
Setelah
Raja Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Raja Darius juga
disebut dengan nama arius Hytaspes. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Persia
mencapai masa kejayaannya. Pada masa ini dibangunistana yang megah dan indah di
kota Susa. Istana di Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk
memasuki istana tersebut. Ketika Iskandar Zulkarnaenmenyerang kerajaan Persia,
sebagian besar dari istana-istana kerajaan itu dihancurkan dan dibumihanguskan.
9. Tata Kota
Masyarakat
Mesopotamia sudah bias membangun kota-kota dengan suatu perencanaan tata kota.
Kota-kota yang dibangun sudah teratur, seperti penempatan bangunan rumah atau
gedung-gedung yang teratur rapi, jalan-jalan lurus dan lebar, serta di pinggir
jalan terdapat selokan-selokan air. Rumah-rumah atau gedung-gedung dibangun
dengan mempergunakan batu bata merah.
10. Kepercayaan
Berkembangnya
kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa
Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam seperti Dewa Anu (Dewa Langit),
Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat
pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga meyembah Dewa Sin
(Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari) dan Dewa Perempuan Istar (Dewa Perang
dan Asmara).
Untuk
memajukan pertanian bangsa Sumeria menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-Tumbuhan).
Dewa yang sangat ditakuti oleh bangsa Sumeria adalah Dewa Ereskigal, yaitu dewa
perempuan yang menguasai maut dan bertahta di “daerah hilang”. Dewa yang
memiliki peranan enting dalam kepercayaan bangsa Sumera adalah dewa yang
berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa Marduk telah
berhasil membinasakan Dewa Tiamat (Dewa yang menguasai air). Dewa Marduk adalah
lambing usaha bangsa Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian.
Kepercayaan
bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di
daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia,
berkembanglah ajaran agama Persia. Kitabsu Awesta ini merupakan firman dari
dewa yang maha kuasa dan dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.
Kitab suci Awesta juga disebut dengan Zend
Awesta. Zend Awesta berarti awesta yang diterangkan, karena Zend berarti
keterangan dari orang tua atau nabi.
Bangsa
Persia memuja Dewa Ashura Mazda (kebaikan) yang bermusuhan dengan Dewa Angro
Mainyu (dewa kejahatan). Permusuhan kedua dewa itu terjadi baik di dunia maupun
di alam baka. Antara tahun 1000-700 SM agama Persia diperbaharui oleh seorang
nabi yang bernama Zarathustra (Zoroaster).
Di
masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia sesudah mati akan
hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakekatnya
mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
11. Peninggalan
Kebudayaan
» Seni Bangunan, Kota
Babylonia adalah sebuah kota yang indah yang terletak di tepi Sungai Eufrat dan
Tigris. Keindahan kota Babylonia disebabkan adanya sebuah jembatan yang besar
dan merupakan jembatan tertua di dunia. Di beberapa tempat didirikan
taman-taman yang bagus dan indah di atas bukit-bukit buatan. Taman itu dikenal
dengan Taman Bergantung (The Hanging
Garden).
» Ilmu
Hitung, Bangsa Sumeria telah dapat menghitung, bahwa satu tahun terdiri
dari 345 hari atau 360 hari. Bangsa Mesopotamia telah menggunakan hitungan
perenam puluhan, misalnya satu jam sama dengan enam puluh menit, satu menit
sama dengan enam puluh detik, dan lain sebgainya. Begitu pula lingkaran
mempunyai 360 derajat berhasil ditemukan oleh bangsa Sumeria.
» Bangunan
Kuil, Masyarakat Mesopotamia memuja di kuil-kuil para dewa. Kuil-kuil tempat pemujaan para dewa dibuat lebih tinggi dari tempat rumah penduduk.
Kuil tempat pemujaan para dewa itu berbentuk ziggurat.